Latest Post

Pembuatan Paspor di kantor Imigrasi Semarang

Written By Yudi Hewij on Monday, April 2, 2012 | 2:21 AM

Proses pembuatan paspor sebenarnya tidak terlalu sulit, hanya saja memang membutuhkan waktu khusus untuk mengurusnya, mengingat jumlah antrian setiap harinya selalu mencapai angka ratusan. Tapi kali ini memang saya pribadi bertekad untuk mengurus sendiri pembuatan paspor tanpa perantara atau bantuan siapapun (red. calo). Berbekal informasi dari teman mengenai dokumen persyaratan yang harus dibawa, maka sya sudah menyiapkannya terlebih dahulu sehingga menghemat banyak waktu (tidak harus bolak balik). Berikut saya ceritakan kronologi lengkap pembuatan Paspor :

Sebelumnya berikut dokumen persyaratan yang harus dilengkapi :
1. Akta kelahiran/Surat Nikah/Ijasah (copi dan asli)
2. Kartu Keluarga (copi dan asli)
3. KTP (copi dan asli)
4. Paspor lama (untuk yang perpanjangan paspor, copi dan asli)

Hari Pertama
Datang ke kantor imigrasi sekitar pukul 10.00 WIB, datang jam segitu yang menurutku sudah pagi ternyata antrean sudah cukup panjang, sekedar saran kalau memang ingin dapat antrian depan datang lebih pagi, bahkan beberapa saat sebelum kantor imigrasi dibuka. Berhubung baru pertama kali, begitu datang saya langsung ke meja customer service, di sini mba bagian pelayanan cukup baik dan ramah dalam menjelaskan kepada pembuat paspor yang memadati kantor layanan itu. Saya disuruh untuk membeli map di bagian fotocopy (semacam tempat fotocopi terpisah yang sering kita temui di samsat, saat itu posisinya terletak di ruangan sebelah) di map tersebut terdapat beberapa isian biodata. Oh ya jangan lupa sebelum melakukan aktifitas apapun begitu datang langsung ambil nomor antrian elektronik yang ada di bagian depan dari meja customer service, biasanya ada petugas yang membantu, akan tetapi kalau ternyata tidak ada petugas kita bisa ambil nomor sendiri dengan terlebih dahulu memilih proses mana yang sedang/akan kita jalani lalu menekanya di layar monitor, secara otomatis nomor antrian akan keluar. Kembali ke Map, setelah diisi biodata di bagian depan map, begitu juga dengan copian lampiran dokumen di dalamnya, lalu map yang berwana kuning itu kita tumpuk di loket 2 atau 3 (sesuai update terkini). setelah ditumpuk kita tinggal menunggu giliran sesuai nomor yang tertera di karcis antrian untuk verifikasi data. setelah tiba nomor antrian kita akan dipanggil dan ditanyakan beberapa hal mengenai data pribadi, lalu kita menunjukan dokumen aslinya, setelah itu disertai tanda terima untuk melanjutkan pembayaran beberapa hari (3-4 hari) kemudian dan nomor urut yang kita pegang tadi masih berlaku untuk proses pembayaran.

Hari Kedua (selang 3-4 hari dari hari pertama)
Di hari kedua ini saya langsung menuju ke kantor layanan dan melihat di papan elektronik nomor antrian untuk pembayaran (loket 4), ternyata untuk pembayaran berlangsung cepat, dari sana saya kena biaya resmi sebesar Rp. 255.000,-. Setelah membayar kita langsung antre untuk menunggu panggilan foto dan wawancara. Antrean foto dan wawancara cukup lama, setelah hari menjelang sore barulah akhirnya dipanggil untuk melakukan foto dan wawancara Di sinilah faktor kelelahan memuncak di saat petugas foto dari pegawai imigrasi (nama di tag Adi) salah meletakkan tumpukan dokumen saya di bagian wawancara, sehingga pewawancara tidak mendapat dokumen saya. Pantas saja saya yang sudah menumpuk berkas dari pagi tidak kunjung dipanggil sedangkan yang baru datang setelah saya sudah pada dipanggil, bahkan saat datang rombongan antrean yang baru selesai fotopun dan sampai mereka selesai wawancara satu persatu nama saya juga belum dipanggil. Tadinya saya hanya ingin jadi warga negara yang baik, membuat sesuai prosedur (tidak pakai calo dan menyuap) dan juga tertib antrean, akan tetapi dikarenakan kesabaran saya mulai tipis akhirnya saya menanyakan kembali ke pegawai foto,"Pak,  dokumen saya tadi sudah ditumpuk apa belum ko dari tadi saya tidak dipanggil-panggil untuk wawancara?", lalu sang pegawai yang berperawakan tambun ini menjawab dengan sekedarnya, "tunggu saja dulu Pak, dokumen sudah ditumpuk". Saya paling anti dibilang tidak tertib atau tidak sabar antre, maka dari itu saya coba untuk menunggu beberapa saat lalu langsung menanyakan ke pewawancara mengenai keberadaan dokumen saya. Ternyata benar dugaan saya, ditumpukan dokumen petugas wawancara tidak ada dokumen saya. Dengan muka sedikit kesal akibat kecapekan dan waktu yang sudah cukup banyak dihabiskan, lalu saya menyakan kembali ke petugas foto, "tolong dicek dokumen saya dimana? kata petugas wawancara di dalam tidak ada!", lalu petugas itu tanpa menjawab memeriksa biodata saya lalu berdiri dan berjalan menuju ke bagian wawancara, sembari berujar "harusnya sudah ada di sini (red. ruang wawancara). setelah petugas ini masuk ke dalam, luar biasa terkejutnya, ternyata dokumen tidak ditumpuk di tempat semestinya dan dokumen saya sendiri tanpa ada teman dokumen lainnya. Sembari geleng-geleng kepala hanya bisa mengucap "Astaghfirullahhaladzim...", petugas wawancara langsung mengambil dokumen saya dan langsung dipanggil. sekita 10-15 menit sesi wawancara + tanda tangan dokumen berakhir, lalu kembali ke loket 2 atau 3 tadi untuk menanyakan kapan dokumen kita kira-kira akan selesai. Setelah mendapat jawaban dari petugas yang sedang bertugas di loket tersebut, saya akhirnya bisa pulang dengan sedikit lega, walaupun diselingi kejadian yang tidak begitu mengenakan, tapi secara kesuluruhan lega, karena pembuatan dokumen paspor ini masih sangat bisa untuk dilakukan secara normal dan sesuai prosedur tanpa perantara calo, uang akselerasi dan sebagainya.
Hari Ketiga (kira-kira seminggu setelah wawancara)
Dengan bermodalkan kwitansi atau tanda terima (kira-kira berukuran separuhnya kertas A4, kita langsung menuju ke loket 1 untuk menanyakan keberadaan dokumen kita apakah sudah selesai atau belum, perlu dicatat waktu seminggu adalah waktu yang cukup aman buat kita untuk tidak kembali dengan tangan kosong akibat dokumen belum selesai (7 hari). Di loket 1 ini menurut pengalaman pengurusan beberapa hari belakangan ini, sering terlihat 1 pegawai (wanita) dan 1 pegawai freelance yang terlihat dari seragamnya sepertinya anak SMK yang sedang kerja praktek atau magang. Pada hari pengambilan dokumen itu, mulai saya datang sampai saya akhirnya pulang, sang PNSnya tidak terlihat, hanya terlihat siswi SMK saja yang terlihat setengah ngos-ngosan bolak balik loket - kantor untuk pengecekan dokumen apakah sudah selesai atau belum dari beberapa orang yang ingin mengambil paspornya. Sempat saya tanyakan, "Mba, PNSnya mana?" lalu dia menjawab "Ga tau Pak, dari tadi gak ada, padahal khan harusnya yang gini-gini urusan dia, klo dokumenya ternyata missed seperti ini khan saya juga ga tau (sembari menunjukan form pengambilan dok dari salah satu orang yang kebetulan keberadaa dokumennya tidak diketahui)". "Sudahlah Mba sabar aja coba di cek yang ada dulu, yang belum jelas keberadaanya di skip dulu aja, kasian gara-gara 1 yang lain harus nunggu lama", saran saya kepada siswa magang tersebut. Sepertinya saran saya cukup didengar, petugas tersebut bergegas untuk mencoba mencari lagi dokumen paspor yang lain dari tumpukan formulir pengambilan yang sudah dipegang di tanganya satu persatu dan Alhamdulilah untuk waktu yang tidak beberapa lama, akhirnya dokumen paspor saya sudah di tangan. fiuuuhh akhirnya..., KL dan SIngapore, I'm comiiinggg......!!.
Berikut kesimpulan proses dari pengurusan pembuatan paspopr baru di kantor imigrasi Semarang :
  1. Datanglah ke Customer Service terlebih dahulu untuk menanyakan sekilas mengenai proses pembuatan paspor, hal ini untuk mengantisipasi sekiranya ada update terbaru dalam proses pembuatan paspor, abaikan jika tidak ada petugasnya.
  2. Ambil nomor antrian (lokasi di depan meja customer service)
  3. Ambil/beli map dan formulir di tempat koperasi fotocopi yang terletak di ruangan belakang customer service
  4. Tumpuk Dokumen di Loket 2 atau 3, tunggu panggilan untuk verifikasi data pribadi dan pengecekan
  5. Kembali lagi setelah beberapa hari (3-4 hari) untuk membayar di loket 4, setelah membayar langsung masuk ke ruang foto dan sidik jari
  6. Setelah selesai foto dan sidik jari, dokumen kita akan ditumpuk petugas ke dalam ruangan wawancara untuk antri menunggu panggilan.
  7. Setelah wawancara dan menandatangani form yang diberi petugas maka kita tinggal menunggu sampai paspor kita jadi (estimasi aman sekitar 5 hari kerja)
  8. Setelah kurang lebih seminggu ambil paspor dengan menunjukan bukti form bayar ke petugas yang ada di loket 1.
  9. Selesai
So, buat kamu yang kepengen menjalani proses pembuatan paspor ini dengan benar dan tentu saja punya keluangan waktu serta dana yang terbatas, maka memproses sendiri pengajuan pembuatan paspor merupakan solusi yang baik, selain itu kita juga bisa turun andil dalam mengurangi praktek-praktek percaloan yang dilakukan oleh orang luar bekerja sama dengan oknum pegawai imigrasi setempat. Semakin luang waktu kita dalam membuat paspor maka semakin minimal dana yang dikeluarkan, semakin sedikit waktu yang tersedia maka semakin mahal, umumnya karena sudah terdesak kita jadi terpaksa menggunakan jasa calo dengan harga yang fantastis. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba...!.

Teknik Masking menggabungkan 2 layer

Written By Yudi Hewij on Tuesday, March 13, 2012 | 9:32 PM

Tutorial menggunakan teknik masking sederhana untuk menggabungkan 2 buah layer dengan tone warna yang berbeda. Semoga bermanfaat
Image asli : bunga.jpg (1600 x 1200 px)
Hasil akhir :

Buka file bunga.jpg
Seperti biasa file image yang baru kita buka di photoshop hanya memiliki satu layer background.
Layer Background di duplicate.
Cara men-duplicate layer dapat dilakukan dengan 2 cara :
  1. Klik kanan pada layer Background , klik Duplicate Layer… kemudian klik OK pada pop up window yang muncul.
  2. Cara kedua, Klik dan tahan pada layer Background kemudian drag ke thumbnail new layer di bagian bawah window layer (lihat gambar)
Ok, sekarang kita sudah memiliki 2 buah layer yaitu layer Background dan layer Background copy. Ganti nama layer Background copy dengan cara 2 kali klik pada nama layer dan ganti menjadi layer atas.
Sekarang kita memiliki 2 buah layer yang terdiri dari layer background dan layer atas.
Pastikan Layer atas dalam keadaan aktif.
Klik menu Image -> Adjustments -> Hue/Saturation (atau Ctrl+U)
Geser slide Saturation sampai nilai -75 dan klik OK.
Klik menu Image -> Adjustments -> Photo Filter
Pada pop up window Photo Filter, pilih jenis Filter: Sepia, kemudian atur Density menjadi 50% dan klik OK.
Sekarang kita telah memiliki 2 buah layer dengan tone warna berbeda. Layer Background masih seperti warna awal, sedangkan layer atas telah menjadi sbb :
Tergantung selera, kalau anda ingin merubah warna layer atas menjadi hitam putih, Klik menu Image->Adjustments >Desaturate. (Shift+Ctrl+U).
Selanjutnya kita akan menambahkan mask pada layer atas.
Pastikan layer atas masih dalam keadaan aktif. Klik thumbnail Add Layer Mask di bagian bawah window layer, dan sekarang layer atas memiliki mask.
Sekarang kita akan menghapus bagian kelopak bunga pada layer atas sehingga kelopak bunga pada layer background dengan warna asli yang akan muncul di layar kerja.
Gunakan Brush Tool, atur diameter brush 40px dan hardness 20% (Kilk kanan pada layar kerja untuk memunculkan pengaturan properties Brush Tool.
Pastikan pilihan pada warna foreground adalah hitam.
Gunakan Brush untuk menghapus kelopak bunga pada layer atas.
(Keterangan : Pada kondisi normal, Brush tool berfungsi untuk mengisi/menggambar, tetapi dalam kondisi layer mask akan berfungsi sebaliknya. Sebetulnya kita dapat menggunakan Erase Tool tanpa layer mask untuk melakukan pekerjaan yang sama, tetapi dengan menggunakan layer mask, apabila terjadi kesalahan atau kelebihan pada area yang akan kita hapus, akan lebih mudah untuk mengembalikan. Yaitu dengan mengganti warna foreground hitam menjadi putih, Brush Tool akan berfungsi sebaliknya –mudah2an pada ngerti hehehehe…)
Untuk mendapatkan hasil yang rapi khususnya ketika menghapus bagian2 tepi kelopak bunga, perbesar (zoom) tampilan layar kerja (300-400%) dan kecilkan diameter Brush Tool hingga 5-10px disesuaikan dengan kebutuhan.
(Ket : Ctrl+Space = Zoom In dan Ctrl+Alt = Zoom Out)
Selamat mencoba
 
Support : Creating Website | Johny Template | Hewijizian Corp
Copyright © 2014. Yudi Hewij Story - All Rights Reserved
Template Created by Mas Template Published by Hewijizian Corp
Proudly powered by Blogger